Kamis, 24 Oktober 2013

Cobalah Untuk Mengerti

          Kau sudah kuanggap seperti sahabatku. Bukan, maksudku seperti saudara perempuanku. Kau sangat mengerti dengan perasaanku. Iya, itu memang benar. Kita begitu cocok saat ngobrol. Tertawa bersama seperti kita tidak memiliki masalah di dunia ini. Hanya saja, sedang ada badai yang menerpa persahabatan kita. Apa kau yakin setelah badai kita akan melihat pelangi bersama? Aku yakin. Bagaimana denganmu?
          Kita sudah lumayan lama bersahabat, bukan? Ku pikir kau pasti sudah mengerti dengan sifat masing-masing. Aku percaya kau adalah seorang perempuan yang peka. Aku percaya dengan itu. Tapi, disaat aku sudah percaya, bisakah kau membuktikannya?
          Perempuan itu, sahabat kita yang lain. Menyukai laki-laki itu. Dan kita berdua tau jika dia pernah mengatakan kalo dia sudah move on darinya. Apa kau mempercayainya? Aku? Tidak. Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika orang tidak mungkin menghapuskan perasaannya secepat atau semudah itu? Kau ingatkan? Baguslah jika kau masih mengingat kata-katamu sendiri.
          Kini aku melihat kau mulai dekat dengan laki-laki itu. Ya, laki-laki yang sahabat kita sukai. Apa kau melihat ekspresinya saat kau dekat dengan laki-laki itu? Apa kau melihat seberapa kuat dia menyembunyikan perasaan perih itu? Dan apa lagi yang ingin kau buktikan? Membuktikan bahwa dia tidak menyukai laki-laki itu lagi? Kau tidak sebodoh itu, kan? Ya, aku yakin kau tidak sebodoh itu. Aku tau kau perempuan perasa yang peka terlebih lagi kepada sahabat kita sendiri.
          Jika dia mengatakan kalo dia sudah berhasil move on, apa dengan secepat itu kau akan mempercayainya? Apa kau ingat dengan kata-katamu? Tidak semudah itukan, terlebih lagi dia masih belum menemukan hati yang baru. Sungguh dia tidak 100% berhasil move on.
          Memang begitukan perempuan? Bilang tidak apa-apa padahal kenapa-kenapa. Bilang sudah bisa move on padahal tidak sama sekali. Mereka mengatakan itu karna mereka ingin terlihat kuat, tegar dimata orang lain. Kau perempuan, kau pasti mengerti tentang ini. Kau seorang yang peka, bukan. Jika begitu mengapa kau tidak mencoba mengerti perasaannya? Atau kau pura-pura tidak mengerti? Sesulit itukah kau mengerti perasaan sahabatmu sendiri? Jika tidak, maka cobalah untuk mengerti.




Sahabatmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

by Heather - Land of Grafic